Sunday, October 3, 2010

Perkembangan Ilmu Komunikasi II

Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi

Ilmu Komunikasi mulai berkembang pada abad ke-5 Sebelum Masehi, dikenal sebagai suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia (komunikasi) sebagai fenomena sosial.
Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani "rethorike" yang dikembangkan di Yunani Purba.
Pada abad-abad kemudian dimekarkan di Romawi dengan nama bahasa Latin "rethorika", (dalam bahasa Inggris "rethoric" dan dalam bahasa Indonesia "retorika")

Negara pertama yang mengembangkan Retorika adalah Yunani, dipelopori oleh Georgias (480-370).
Georgias diangggap sebagai guru retorika pertama dalam sejarah manusia yang mempelajari dan menelaah proses pernyataan manusia.

Berkembangnya retorika sebagai seni bicara di Yunani yaitu ketika Kaum Sofis disaat mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain,mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan.
Kaum Sofis menyatakan bahwa pemerintah harus berdasarkan suara rakyat terbanyak atau demokrasi yang berarti pemerintah rakyat. Untuk itu diperlukan pemilihan. Maka berkembanglah seni pidato, bicara di depan publik dengan tujuan mendapatkan perhatian khalayak supaya bisa menang ketika pemilihan.

Namun Filsafat Sofisme ditentang oleh Protagoras (500-432) dan Socrates (469-399).
Protagoras menyatakan bahwa seni bicara atau kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan demi keindahann bahasa. Sedangkan Socrates menyatakan bahwa retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tehniknya, karena dengan dialog, kebenaran akan timbul dengan sendirinya.

Para pakar retorika lainnya adalah Isocrates dan Plato, mereka berpendapat bahwa retorika berperan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin, dan pentingnya retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka mencapai kedudukan di kepemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi rakyat.

Puncak peranan retorika sebagai Ilmu pernyataan antar manusia (komunikasi) ditandai oleh munculnya Demosthenes dan Aristoteles, dua pakar yang teorinya hingga kini masih dijadikan bahan kuliah.

Demosthenes (384-322), di zaman Yunani terkenal karena mampu mempertahankan Athena dari ancaman Raja Philipus dari Mecedonia. Pada saat itu, sudah menjadi anggapan umum bahwa pemerintahan yang berkedaulatan harus berdasarkan demokrasi, demokrasi dijadikan sistem pemerintahan dan disitu memerlukan orang-orang yang mahir berbicara di depan umum.

Sementara Aristoteles berpendapat bahwa retorika adalah seni persuasi, suatu uraian yang harus singkat, jelas, dan meyakinkan,dengan keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki, memerintah, mendorong, dan mempertahankan.
Aristoteles berkata;
"anda dalam retorika terutama menggelorakan emosi, itu memang baik, tetapi ucapan-ucapan anda tidak dapat dipertanggung-jawabkan. Tujuan retorika yang sebenarnya adalah membuktikan maksud pembicaraan atau menampakkan pembuktiannya, Ini terdapat pada logika. Retorika hanya menimbulkan perasaan seketika, meski lebih efektif daripada silogisme, Pernyataan pokok bagi logika dan bagi retorika akan benar apabila telah diuji oleh dasar-dasar logika".

Demikian Retorika di Yunani, ilmu pertama yang mempelajari dan mengkaji gejala pernyataan antar manusia.

Dari Yunani, retorika menjalar ke Romawi.
Di negeri ini, retorika dikembangkan oleh Marcus Tulius Cicero (106-43). Ia terkenal karena bukunya berjudul Oratore dan karena penampilannya sebagai seorang orator.
Menurut Cicero sistematika retorika mencakup dua tujuan pokok yang bersifat "suasio" (anjuran) dan "dissuasio" (penolakan).

Cicero menyatkan bahwa ketika mempengaruhi khalayak seorang orator harus meyakinkan mereka dengan mencerminkan kebenaran dan kesusilaan.
Retorika gaya Cicero meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a.Investio
Berarti mencari bahan tema yang akan dibahas dan disertai bukti dengan tujuan
i. mendidik
ii. membangkitkan kepercayaan
iii. menggerakkan perasaan
b.Ordo collocatio
Berarti penyusunan pidato, disini sang orator dituntut untuk bisa mengolah kata-kata mengenai aspek-aspek tertentu secara sistematis
i. pendahuluan
ii. pemaparan
iii. peneguhan
iv. pertimbangan
v. penutup

Demikan Retorika berkembang di Romawi.

Retorika sampai sekarang masih dipraktekkan di berbagai bidang kehidupan, tetapi tidak dilandasi teori-teori baru, dan ternyata teori-teori zaman Yunani dan Romawi yang masih digunakan dengan pelopor-pelopor yang disebutkan tadi.

*Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Prof.Onong Uchjana Effendy-1993:2-6)



No comments:

Post a Comment